Ahli Gizi: Saat Puasa Banyak Pasien Keluhkan Gastritis dan Gastroenteritis, Ini Penyebab yang Harus Anda Tau

PETROMAXNEWS.COM, Jakarta - Islam mengajarkan makan dan minum sekadarnya saja, tidak boleh berlebihan.

Nabi terakhir utusan Allah, yakni Muhammad bin Abdullah mencontohkan terkait makan, berhenti sebelum kenyang dan makan saat lapar.

Sebab terlalu kenyang karena makan dan minum berlebihan, selain dapat melalaikan ibadah, juga tidak baik bagi kesehatan.

Pasalnya tak sedikit orang merasa kalap saat buka puasa setelah menahan lapar dan haus seharian. Mereka mengonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah banyak sekaligus.

Kebiasaan buruk itu tak disarankan para ahli kesehatan. Idealnya, buka puasa dilakukan dengan mengonsumsi makanan atau minuman manis untuk memulihkan tenaga dalam porsi secukupnya.

Seorang ahli gizi klinis di Rumah Sakit Burjeel, Archana Baju mengatakan setelah puasa metabolisme tubuh akan melambat. Sehingga saat buka puasa, penting untuk makan dan minum secara perlahan agar bisa membantu pencernaan.

"Yang jelas setelah puasa ada kecenderungan untuk berpesta dan sering kita makan makanan padat kalori yang sarat dengan gula dan lemak," kata Archana Baju seperti dilansir dari laman Alarabiya, dikutip PetromaxNews.com dari PMJNews pada Sabtu 1 April 2023.

"(Apalagi) makan berlebihan setelah puasa memperlambat pencernaan dan dapat menyebabkan kesulitan pencernaan seperti gangguan pencernaan, kembung dan diare dan sering berakhir dengan kunjungan ke dokter," imbuhnya.

Dikatakan juga, saat puasa banyak pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan gastritis atau radang lambung dan gastroenteritis, yang sering dikenal sebagai flu perut.

Hal ini merupakan kondisi infeksi lambung dan usus secara bersamaan yang mengakibatkan muntah atau diare.

Sebaiknya kita berbuka puasa dengan yang manis-manis, hindari minuman es, serta tidak langsung menyantap makanan berat dalam porsi yang banyak demi untuk menjaga kesehatan tubuh kita.***