PETROMAXNEWS.COM, Jakarta - Hari ini, penggunaan plastik sudah menjadi gaya hidup.
Tidak hanya masyarakat kota, warga pedesaan pun sudah terbiasa dengan plastik, khususnya minuman dalam kemasan gelas maupun botol plastik sekali pakai.
Mereka lebih memilih cara praktis. Buktinya saat hajatan atau acara kumpul bersama, sebagian sudah menggunakan minuman kemasan gelas atau botol sebagai suguhan sehingga tidak perlu ribet untuk mengolah minuman kopi yang dimasak di dapur.
Nah, terkait makin masifnya penggunaan botol plastik sebagai tempat minuman ternyata tidak baik bagi kesehatan, apalagi digunakan setiap hari.
Peneliti menyatakan orang yang minum dari botol plastik disebut dapat menelan dosis mikroplastik yang tidak sehat alias partikel plastik kecil berukuran kurang dari lima milimeter.
Partikel-partikel tersebut tidak terurai dengan mudah dan akan menumpuk seiring waktu di tubuh, menurut sebuah proses yang disebut bioakumulasi.
Meskipun belum ada bukti yang jelas antara mikroplastik dan penyakit serius, para peneliti semakin mengkhawatirkan efek jangka panjangnya.
Seperti dilansir dari laman Hindustan Times, dikutip PetromaxNews.com dari PMJNews pada Selasa (14/2/2023), kekhawatiran ini dikarenakan bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik, beberapa di antaranya telah dikaitkan dengan penyakit serius.
Kehadiran mikroplastik dalam feses manusia menunjukkan bahwa manusia terpapar mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, mikroplastik telah masuk ke dalam rantai makanan dan menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan pangan.
Studi yang memeriksa mikroplastik dalam air kemasan telah melaporkan sebagian besar ukuran partikel kurang dari satu milimeter yang dilepaskan dari badan botol, leher botol, dan tutupnya.
Warna partikel yang berasal dari bahan botol itu sendiri transparan, sedangkan dari tutupnya berwarna biru atau hijau. Polimer plastik yang terdeteksi paling tinggi adalah polyethylene terephthalate (PET) yang digunakan untuk pembuatan bahan botol dan tutup.
Studi juga memberikan bukti bahwa mikroplastik dalam air kemasan disebabkan oleh berbagai faktor seperti tekanan fisik selama pengangkutan, guncangan botol, dan injeksi air bertekanan tinggi ke dalam botol di pabrik produksi.
Selain itu, dampak termal selama penyimpanan juga dinilai memperburuk proses fragmentasi. Botol air PET yang dapat digunakan kembali memiliki partikel mikroplastik yang lebih tinggi dibandingkan botol PET sekali pakai.
Sering membuka dan menutup botol juga menyebabkan lebih banyak partikel yang terbentuk akibat gesekan. Pertanyaan kritisnya masih belum terjawab: sejauh mana partikel mikroplastik yang ditemukan dalam air kemasan mengancam kesehatan manusia?
Artikel Terkait
Yuk Mulai Sehat Kita dari Sejak Bangun Tidur dengan Lima Hal Berikut, Termasuk Nomor 4 Paling Mudah Dilakukan
Ini Wajib Anda Tau dan Konsumsi Agar Segala Racun dalam Tubuh Keluar Sehingga Tubuh Kembali Sehat Berenergi