PETROMAXNEWS.COM, Jakarta - Miris rasanya mendengar seorang ibu hamil yang hendak melahirkan, namun pihak RSUD Ciereng Subang menolak memberikan pelayanan terhadap ibu bernama Kurnaesih itu.
Menanggapi soal RSUD Ciereng Subang yang diduga menolak memberilan pelayanan kepada ibu Kurnaesih, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Brian Sri Prahastuti menanggapi soal RSUD Ciereng Subang sangat menyayangkan kejadian tersebut.
Padahal pemerintah selama ini gencar untuk mengedukasi masyarakat terkait langkah dalam penurunan angka kematian itu. Sama halnya dengan tujuan penurunan angka stunting.
"Kami sangat menyayangkan jika masih ada penolakan penanganan kasus gawat darurat oleh RS. Apalagi kasus ini menyebabkan kematian ibu dan bayi," katanya dalam siaran persnya, dikutip PetromaxNews.com dari PMJNews pada Rabu 8 Maret 2023.
"Kita ketahui bahwa penurunan angka kematian ibu merupakan prioritas nasional seperti halnya penurunan angka stunting," uarnya lebih lanjut.
Di kesempatan yang sama, Brian pun meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Subang harus melakukan Audit Kasus untuk mengetahui penyebab kematian ibu hamil itu.
Kemudian juga merumuskan rekomendasi agar kasus serupa tak terjadi lagi, khususnya di RSUD Ciereng Subang.
Masih dari keterangan Bria, terdapat standar kualitas layanan yang harus dipatuhi Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) yang dibentuk.
Adapun standar itu untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus kegawat daruratan obstetrik dan neonatal di RS.
Menurutnya, seharusnya dengan standar itu pasien sudah mendapatkan penanganan awal di IGD RS sebelum dialihrawat ke bagian PONEK.
Pihak keluarga membawa Kurnaesih ke Puskesmas Tanjungsiang. Karena tak ada perubahan, Kurnaesih dibawa ke RSUD Ciereng.
Sebagai informasi, bahwa Kurnaesih sempat diterima oleh Instalasi Gawat Darurat (IGD). Namun, ketika akan masuk ruang pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif untuk mendapatkan tindakan, malah ditolak RSUD Ciereng dengan alasan pihak rumah sakit belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.
Setelah ditolak RSUD Ciereng dengan kondisi yang kritis, Kurnaesih lalu dibawa suaminya, Juju, ke rumah sakit di Bandung. Sayangnya, dalam perjalanan, Kurnaesih meninggal.***